Beritajaman.com – Iran menyerang Israel menggunakan ratusan rudal balistik dan hipersonik pada Selasa (1/10/2024) malam di saat militer Zionis sedang menginvasi darat Lebanon selatan.
Diketahui, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan pihaknya meluncurkan rudal yang menargetkan fasilitas militer Israel sebagai balasan atas genosida Israel di Palestina dan Lebanon.
Serangan itu juga diklaim menjadi balasan atas meninggal dunia pemimpin milisi Hamas Palestina, Ismail Haniyeh, pada 31 Juli dan pemimpin milisi Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada 27 September.
Menurut militer Israel, nyaris 200 roket diluncurkan oleh IRGC. Sebagian besar berhasil dicegat, namun beberapa di antaranya sukses menembus sistem pertahanan Israel, Iron Dome. Sirene pun meraung kencang di seluruh Israel.
Semua warga Israel sampai-sampai diperintahkan untuk berlindung ke tempat aman.
Berikut ringkasan mengenai serangan Iran ke Israel.
Pecah kala Israel invasi darat Lebanon
Serangan Iran ke Israel ini terjadi di hari yang sama dengan invasi darat Negeri Zionis ke Lebanon selatan.
Pasukan militer Israel melakukan serangan darat ke sejumlah wilayah Lebanon selatan, salah satunya Sungai Litani, pada Selasa dini hari usai tank-tank mereka terlihat berkumpul di perbatasan dan bersiaga sehari sebelumnya.
Israel mengeklaim serangan darat di perbatasan Lebanon merupakan operasi “terbatas”. Mereka mengaku menyasar target dan infrastruktur Hizbullah, yang terletak di desa-desa di perbatasan yang menimbulkan ancaman langsung bagi masyarakat Israel utara.
Dalam beberapa pekan terakhir, konflik antara Israel dan Hizbullah memang sedang meruncing. Utamanya, akibat insiden ledakan ribuan pager dan perangkat elektronik di seluruh Lebanon pada 17 dan 18 September, serangan berdarah terhadap warga sipil pada 23 September, serta pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada 27 September.
Pakai rudal hipersonik Fattah
Iran untuk pertama kalinya menggunakan rudal hipersonik dalam serangannya ke Israel. Peluru kendali hipersonik tersebut merupakan buatan mereka, yakni Fattah 2 dan 3.
Rudal Fattah memiliki kecepatan 16.000 kilometer per jam. Dengan kemampuan ini, rudal Fattah bisa menjangkau Israel yang berjarak 1.500-an kilometer dari Iran (jika dilalui lewat udara) dalam waktu sekitar 11 menit.
Rudal Iran Diklaim hancurkan puluhan Jet Israel
Serangan rudal yang diluncurkan Iran pada Selasa (1/10) menghantam pangkalan Angkatan Udara (AU) Israel.
Namun, bukan hanya menghantam, banyak laporan mengklaim puluhan jet tempur siluman F-35 di Pangkalan AU Israel itu turut hancur.
Media Iran melaporkan bahwa serangan rudal hipersonik menargetkan beberapa pangkalan udara utama Israel.Pangkalan AU Nevatim Israel, yang jadi sarang jet-jet tempur siluman F-35, juga kena hantam rudal Iran.
Sebuah video yang dirilis oleh IDF menunjukkan bahwa serangan rudal Iran menghantam sebuah gedung sekolah di kawasan Gedera, wilayah timur Ashkelon. Gempuran itu menyebabkan kerusakan parah pada sebuah ruang kelas.
Kendati begitu, tak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Beberapa misil Iran juga dilaporkan menghantam jalan dekat markas badan intelijen Mossad hingga membuat kawah sedalam 8-10 meter. Mobil-mobil di sekitar jalan itu rusak parah menurut koresponden BBC.
Pemerintah daerah terdekat, Hod HaSharon, juga mengatakan sekitar 100 rumah rusak akibat ledakan rudal dan pecahan peluru. The Wall Street Journal turut melaporkan bahwa pangkalan udara Nevatim, yang ditargetkan oleh Iran, rusak ringan.
IDF sejauh ini tak merinci soal kerusakan maupun korban. IDF menyatakan tak akan memberikan informasi yang bisa membantu Iran memahami efektivitas serangannya.
Respons Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Iran telah membuat kesalahan besar karena menyerang Negeri Zionis.
“Iran membuat kesalahan besar malam ini, dan mereka akan membayarnya. Siapa pun yang menyerang kami, akan kami serang balik,” kata Netanyahu.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengatakan bakal menghukum keras Iran atas serangan tersebut.
“Iran belum belajar dari pengalaman. Mereka yang menyerang Israel, akan membayar harga yang mahal,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Respons AS
Gedung Putih menyatakan bahwa Iran akan menghadapi “konsekuensi berat” karena menyerang Israel.
Juru bicara Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan AS akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkan hal tersebut.
Presiden AS Joe Biden juga telah menegaskan bahwa Washington “sepenuhnya mendukung” Israel dalam peristiwa ini. Biden mengaku sedang membahas soal balasan terhadap Iran di antara pejabat AS dan akan membahas hal ini dengan Netanyahu.
Sekjen PBB di-blacklist Israel gegara tak kutuk Iran
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dimasukkan ke dalam ‘daftar hitam’ oleh Israel gegara tak mengutuk Iran dalam pernyataannya yang merespons eskalasi di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan Guterres merupakan “persona non grata” alias orang yang tidak disukai sehingga tidak boleh menginjakkan kaki ke Israel.
Katz mengecap Guterres demikian karena tak puas dengan respons sang Sekjen PBB mengenai serangan Iran terhadap Israel.
“Siapa pun yang tidak bisa dengan tegas mengutuk serangan keji Iran terhadap Israel tidak pantas menginjakkan kaki di tanah Israel. Ini adalah Sekretaris Jenderal anti-Israel yang memberikan dukungan kepada teroris, pemerkosa, dan pembunuh,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/10).
Pada Selasa (1/10), Guterres membuat pernyataan di X bahwa dirinya mengutuk keras perluasan konflik di Timur Tengah dan mengecam “eskalasi demi eskalasi” yang terjadi di kawasan tersebut.
“Ini harus dihentikan. Kami benar-benar membutuhkan gencatan senjata,” kata Guterres.
Guterres tidak menyebutkan negara mana pun dalam pernyataannya tersebut. Setelah dikritik Israel, Guterres pun mengubah pernyataannya dengan menegaskan bahwa ia mengutuk serangan “Iran terhadap Israel.”
“Saya sekali lagi mengutuk keras serangan rudal besar-besaran kemarin oleh Iran terhadap Israel,” kata Guterres.